Kamis, 21 Maret 2013

Danau Cibeureum (tempat melepas lelah Goweser Bekasi)


Para goweser bekasi tentunya kenal dengan danau ini. Danau Cibeureum adalah danau yang letaknya di daerah tambun persisnya di belakang perumahan Grand Wisata Tambun. Danau ini tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Sekitar danau masih terhampar luas tanah merah yang ditumbuhi alang-alang. Sedangkan dipinggir danau masih banyak pohon yang rindang dan juga warung yang menyediakan tempat duduk sekaligus menjual makanan dan minuman. Disini juga ada beberapa pedagang yang menjual baju/celana sepeda atau aksesoris sepeda lainnya

Setiap hari minggu / libur biasanya danau ini dijadikan tempat melepas lelah para goweser bekasi setelah mengayuh sepeda beberapa jam. Warung disekitar danau juga menyediakan tempat khusus "sandaran" sepeda. Disini kita bisa minum air kelapa, teh, jahe dan minuman lainnya. Kudapan juga disediakan warung seperti kacang rebus, bakwan, tempe goreng, dll. Sambil makan dan minum kita bisa menikmati semilir angin, suara gemercik aliran air danau yang mengalir ke sungai kecil dan juga keindahan danau.

Karena letaknya yang strategis dan ditunjang panorama yang indah serta sarana lainnya, Goweser Mugati sering menjadikan tempat ini sebagai tempat melepas lelah. Berikut ini beberapa penampakan goweser Mugati di Danau Cibeureum 

                                                 

Bagian-bagian Sepeda

Seorang Goweser tentunya harus mengetahui bagaian-bagian /komponen sepeda. Tetapi kita kadang dibuat bingung, karena bagian-baigan/kompenen sepeda banyak yang menggunakan istilah dengan bahasa inggris bukan menggunakan bahasa indonesia. Tentunya ini dapat menyulitkan apabila kita ingin mengganti bagian/komponen sepeda kita.

Berikut ini saya coba rangkumkan beberapa istilah bahasa inggris bagian-bagian / komponen sepeda ke bahasa indonesia (mohon maaf jika belum lengkap)  :




 1. Handlebar :  Stang Sepeda
 2. Grip : Pegangan pada stang sepeda
 3. Top Tube : Merupakan bagian dari frame sepeda bagian atas, Tips: Sesuaikan
      ukuran frame dengan tubuh anda
 4. Down Tube :  Merupakan bagian dari frame sepeda, melintang dari HeadSet
      terhubung langsung dengan top Tube Seat, Stay dan Rumah BB (buttom Bracket)
 5. Seat Stay : Merupakan bagian belakang frame. Untuk MTB dual suspension Seat
      Stay biasanya berupa swingarms (lengan ayun) terhubung dengan frame
      menggunakan suspensi belakang.
 6. Shifter : Grupsets (komponen) pemindah gigi tranmisi, berfungsi untuk
     menggerakan FD (front derailleur) dan RD (rear derailleur),
 7. Headset : Tiang penahan bagian stang sepeda dari garpu sampai ke frame dan
     kemudi sepeda
 8. Stem : penghubung tiang garpu depan ke stang sepeda, dijepit dengan headset
 9. V-Brake : Rem konvensional dengan karet, menjepit bagian velg untuk
      pengereman
10. Disk Brake Mechanic : Rem dengan rotor, menggunakan sistem kabel
11. Disk Brake Hydrolic : Rem dengan tekanan oli, lebih nyaman di bandingkan rem
      mekanik. termasuk rem sepeda premium. memiliki kelebihan lebih ringan ketika
      melakukan pengereman pada jari tangan butuh perawatan, kebutuhan minyak rem
      berbeda antara minerel oil dan DOT
12. Rim : Velg roda, dibagi antara vel biasa dan tubeless
13. Hub : Hub, gear, bagian tengan roda yang menyambung ke badan sepeda dan
      garpu depan dibagi QR dan TA.QR (Quick Release) sebagai standar lama,
      TA (Thru Axle) adalah hub model baru yang lebih kuat dan aman
14. Spoke : Jari-jari Sepeda
15. Rigid Fork : Garpu depan tanpa pegas
16. Suspension Fork : Garpu depan dengan pegas, memiliki sistem dari kombinasi
      angin, oli, dan per dibagi dengan Front Suspension (garpu depan pegas) dan Rear
      Suspension shock (pegas suspension bagian belakang.
17. Crank : Gigi depan terhubung ke pedal sepeda dibagi menjadi single ring, double
      ring dan triple ring
18. Bottom Bracket : Silender untuk penahan gigi depan, jenis bearing pada sepeda
      baru. Sepeda lama hanya menggunakan ball bearing yang menyatu dengan crank
19. Chain : Rantai sepeda.tergantung ukuran dari speed, 7,8,9,10,atau 11. Rantai dan
      komponen untuk beda speed berbeda.
20.  Seatpost : Batang atau penahan sadel. Seatpost biasanya dinaikturunkan secara
      manual. Adjustable Seatpost adalalah jenis yang menggunakan pegas, bisa
     diturun naikan menggunakan tuas/diremote ke stang
21. Saddle : Sadel / tempat duduk sepeda
22. Cassette / Sprocket : Gigi belakang sepeda. Dibuat berbeda-beda antara 7, 8.9
      10 dan 11 speed. Jumlah speed adalah jumlah ring gigi yang ada
23. FD/RD/Rear Mechanic : Alat pemindah gigi bagian depan atau belakang
24. Hanger : Penghubung RD dengan bagian frame sepeda berguna untuk
      menggantung RD dibagian gigi belakang
25. Clamset :  Penahan seatpost, penjepit tiang bangku yang berguna untuk menaik
      dan menurunkan bangku
26. Wheelset : Roda sepeda termasuk hub, velg dan jari-jari. biasanya dirancang jadi
      satu unit dan dibuat pabrikan.
27. Tube/Tire : Ban luar
28. Inner Tube : Ban dalam
29. Tubeless : Ban sepeda tanpa ban dalam, memerlukan velg khusus tidak memiliki
      lubang  jari-jari
30. Quick Release (QR) : Kunci bagian roda, agar mudah dilepas dan dipasang
31.  Thru-Axle : Seperti Quick Release, tetapi berbentuk slot yang dimasukan ke
       garpu depan sepeda. Biasanya lebih handal dan lebih menjamin agar roda
       depan tidak mudah lepas
32. Rotor : Besi cakram sepeda jenis disk brake. dibagi ukuran 6,7,8 inch. Semakin
      besar ukuran rotor, semakin kuat daya cengkramannya
33. Presta atau Schrader : Jenis pentil ban sepeda. Presta ukuran kecil. Schrader
      ukuran besar seperti pentil ban motor
34. Brake Pad : Kanvas rem, untuk rem jenis disk brake penjepit cakram
35. Rim Tape : Pelindung ban dalam. Seperti pita yang dililitkan ke velg, berguna untuk
      melindungi bagian ban dalam agar tidak tersobek  oleh lubang jari-jari
36. Pedals : Kayuhan, merupakan komponen untuk memutar Buttom Bracket dan
      crankset sehingga sepeda bisa bergerak (digerakan ketika kita mengayuh sepeda)


Rabu, 20 Maret 2013

Sudut Penjelajahan ...

Salah satu trek sepeda di bekasi yang paling digemari para goweser berada di kecamatan Setu. Daerah ini termasuk pas untuk trek XC. karena disini terdapat gabungan dari trek aspal, trek persawahan, dan trek tanah.Disini juga terdapat tempat untuk uji nyali turunan. 

Adanya trek XC yang ideal dan didukung oleh kondisi lingkungan yang masih asri di kecamatan Setu, menyebabkan jalur sepeda itu selalu ramai khususnya pada hari minggu/libur. Suasana yang masih asri dan juga pemandangan yang menakjubkan membuat para goweser sering mengabadikan dengan berfoto. Berikut beberapa foto goweser mugati di trek tersebut.  










Selasa, 19 Maret 2013

Jenis-Jenis Sepeda



     Para goweser, tentunya kita sering bingung dengan menentukan sepeda apa yang cocok buat kita dan juga banyaknya jenis-jenis sepeda yang beredar dipasaran. Pada umumnya sepeda yang banyak beredar adalah jenis MTB atau lebih di kenal dengan sepeda gunung dan Road Bike lebih di kenal dengan Sepeda Jalan Raya.

    Sepeda Gunung atau MTB masih di bagi beberapa jenis lagi misal Competitve XC, XC Trail, All Mountain, FreeRide/DownHill, Progrsive HT, Recreational XC. Sedangkan untuk Road bike atau sepeda balap juga di bagi berbagi macam jenis lagi seperti Com[etitive road, Endurance, TT (time trial), Fixed Gear(single speed), Fitnes(comutte). Secara garis besar itulah jenis sepeda yang banyak beredar, akan tetapi banyak vendor melakukan pengembangan khusus dan membuat sepeda sepeda jenis baru seperti cyclocross, dirtjumper, dan masih banyak lagi sepeda modif lainya.

     Untuk mengetahui sepeda apa yang cocok dengan kebutuhan dan keinginan kita ada baiknya kita tahu deskripsi masing-masing jenis sepeda, tips ini berisi deskripsi sepeda secara global sehingga memudahkan anda memilih sepeda.

1. Sepeda Gunung MTB


 





a. Competitive XC :
     Sepeda ini biasanya tergolong ringan untuk jenis MTB, merupakan sepeda yang ringan untuk cross country (offroad). Competitive XC biasa di gunakan untuk medan offroad yang tidak terlalu menurun, sangat sesuai untuk yang menyukai kecepatan dan kekuatan dalam menjelajah medan offroads.

b. XC Trail :
     Jenis sepeda yang lebih di buat untuk medan offroad yang lumayan ektrim, sepertinya turunan yang agak tajam disertai banyak tikungan, suspensi depan dan belakang biasanya lebih empuk dibandingkan dengan Competitive XC, suspensi depan dan belakang biasanya juga dapat di atur skala keras dan lembutnya.

c. All Mountain :
     MTB yang kelihatan kekar di banding jenis XC lainnya, mempunyai suspensi yang lebih besar dan kuat. Sepeda ini di peruntukan untuk rider yang menyukai medan offroad yang banyak lokasi jumping. Sepeda ini cocok untuk downhill ringan dan atraksi dalam bersepeda.


d. Freeride/Downhill :
     Ini sepeda yang sering kita lihat dalam kejuaraan dunia downhill, sepeda yang sangat berat untuk jenis MTB. Frame sepeda ini memang sangat berat karena downhill yang ektrim memerlukan kestabilan yang tinggi. Suspensi sepeda jenis ini mempunyai trafel depan(panjang suspensi) lebih panjang di banding sepeda MTB lain, dan yang pasti suspensi belakang adalah wajib pada sepeda tipe ini.

e. Progresive / Dirt jumper
     Lebih di perutukan untuk rider yang menyukai showoff skill atau mempertontonkan dan mengasah kemahiran dalam atraksi sepeda. Dengan bentuk frame yang terkesan lurus dari depan dan belakang.

f. Recreational XC
      Merupakan sepeda XC untuk medan cross contry yang ringan, ini merupakan sepeda yang banyak di pakai MTB saat ini dalam offroad ringan dan cross coutry.

 2. Road bike













a. Competitive Road
     Merupakan sepeda balap yang di peruntukan untuk kompetisi balap, dengan berat yang sangat ringan total berat sepeda bisa mencapai 5kg, Bagi yang menyukai bersepeda sehat jalan aspal ini merupakan salah satu pilihan.

b. Endurance Road
     Merupakan sepeda balap dengan frame yang lebih tahan terhadap jalan yang tidak halus semisal paving blok, sepeda dengan tipe ini cocok untuk yang meyukai tipe road yang tidak hanya aspal halus tapi jalan aspal yang jelek. Selain ringan cocok bagi penggemar kecepatan, sepeda jenis ini layak di jadikan pilihan untuk bersepeda di jalan non aspal.

c. TT (time trial)
     Inilah sesungguh sepeda balap, sangat ringan dengan aero dinamis yang di desain dengan teliti untuk terpaan angin. Sepeda balap ini banyak di gunakan untuk kompetisi Time Trial / Thriatlon yang menuntut kecepatan.

d. Single speed.
     Sepeda dengan gir tunggal, cocok bersepeda kemana saja. Sepeda dengan single speed ini tidak mempunyai pengaturan kecepatan, menjadikan sepeda ini simple dan prakstis terutama untuk yang tinggal di perkotaan.

e. Commute
     Merupakan Sepeda yang di desain gabungan dari sepeda balap kelas kompetisi dan kebutuhan sehari-hari. Banyak vendor sepeda menyesuaikan mulai dari handle bar (stang), hingga komposisi ban dan rasio gir.

f. Folding Bicycle 
     Jenis sepeda yang banyak dipilih karena kepraktisannya. Seperti namanya, sepeda ini dapat dilipat sehingga memudahkan untuk dibawa-bawa. Anda mungkin dapat melihat, pengendara yang melipat sepedanya dan naik kereta atau bus. Sehingga jika seluruh perjalanan tidak mungkin ditempuh dengan sepeda, maka dengan sepeda lipat Anda dapat menggunakan transportasi lain untuk sampai ke tujuan. Penyimpannya juga tidak membutuhkan ruang yang besar, karena dapat dilipat.

      Dari uraian diatas, para goweser tentunya mulai ada gambaran tentang sepeda apa yang cocok buat para goweser. Sehingga apabila sudah membeli sepeda, tidak menyesal di kemudian hari nanti. Kalau sudah beli, ayo gowesssss....

(diolah dari berbagai sumber)



El Cycle di funbike Granwis


Salah satu kegiatan el Cycle yaitu ikut berpartisipasi mengikuti kegiatan bersepeda bersama (funbike). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk menambah wawasan dan juga menambah dan memperkokoh jalinan silaturrohim antar goweser.

Salah satu funbike yang diikuti oleh para goweser mugati adalah funbike Grand Wisata, dimana funbike ini xc (cross country). Sehingga bukan jalan aspal saja yang dilandas ban, tapi juga jalan tanah liat harus dilibas habis. Dalam funbike kali ini juga terdapat banyak stand baik stand makanan, minuman, sepeda sampai aksesorisnya dan hiburan. Berbagai dooprize disediakan panitia dan tentunya yang paling ditunggu-tunggu yaitu doorprize utama yaitu 1 paket umroh !!!!. Akhirnya setelah ditunggu-tunggu dengan hati berdebar-debar, para goweser mugati tidak ada satupun yang memperoleh doorprize (he...he..he..)

Berikut beberapa penampakan, goweser mugati di Funbike Grand Wisata :::::

 







Asal Usul Sepeda

(Rancangan sepeda Drais, 1817)

Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa pedal tongkat itu (tatocipede) bisa bergerak tapi bagaimana? Rick Boneshaker akan menjawabnya. Katanya "Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di sisi kanan dan kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman kecepatan mendekati 109 km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak sesuai kecepatan engkol berputar dengan urutan sebagai berikut: kiri,kanan,berputar,atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit kan?"

Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.

Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).

Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.

Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).

Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.

Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

sumber : id.wikipedia.org

El Cycle, Goweser Mugati


Salam Gowes !!!

Seiring perkembangan zaman, kegiatan bersepeda semakin digemari orang, baik anak-anak ataupun orang dewasa, laki-laki maupun wanita. Yah, bersepeda merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan, apalagi kalau dilakukan bersama-sama (rombongan). Bersepeda mempunyai banyak manfaat, selain menyenangkan juga dapat menyehatkan karena merupakan salah satu kegiatan olahraga. Selain itu bersepeda juga dapat memperkokoh jalinan silaturrohim antar sesama pesepeda. Bersepeda juga dapat menambah wawasan para sepeda karena dapat mengetahui tempat baru dan juga kondisi lingkungan sekitar.

Atas dasar hobi dan berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari bersepeda, maka beberapa warga di sebuah perumahan di Kota Bekasi yaitu Perumahan Mutiara Gading Timur khususnya Blok L berinisiatif membentuk klub sepeda yang dinamakan El Cycle, Goweser Mugati. El Cycle mengacu nama Blok L, sedangkan Mugati sebenarnya merupakan singkatan dari Mutiara Gading Timur.

Kegiatan bersepeda goweser Mugati biasanya dilaksanakan setiap hari minggu pagi, bersama-sama menjelajah berbagai jalan dan tempat disekitar bekasi. Melintasi jalan aspal sampai jalan setapak, melintasi perumahan sampai persawahan yang masih asri.
Pembentukan klub sepeda El Cycle, tentunya mengalamai pasang surut. Apalagi setelah salah satu pendiri dari El Cycle, yaitu Kang Asep harus meninggalkan kami untuk selama-lamanya. El Cycle hampir vakum beberapa bulan. Namun, seiring waktu karena bersepeda merupakan salah satu hobi yang mempunyai berbagai manfaat, para goweser mugati mulai kembali aktif melakukan kegiatannya.

Blog ini dibuat selain sebagai sarana pendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan para goweser Mugati, juga sebagai sarana berbagi ilmu yang bermanfaat untuk para goweser dimanapun.

Demikian sekelumit cerita tentang pembuatan blog ini, Kritik dan saran atas blog ini sangat kami harapkan, demi kemajuan bersama.

Salam Gowes !!!